Meninggalkan makam yang dikeramatkan, melangkah lambat-lambat, Suman seperti enggan menuruni jalan berundak-undak mencapai bibir telaga. Arum menarik tangan Suman, segera menuju ke perahu, kembali menyeberangi telaga. Mereka diseberangkan tukang perahu yang tadi mengantar mereka ke bukit. Muka Suman kembali suram sepanjang perjalanan perahu. Matanya kelam memandang kehidupan di dasar telaga. Terus-menerus memandangi permukaan air telaga, seperti ingin melihat kehidupan masa lalu yang penuh ketakutan.